Saya ditanya berkali-kali mengenai mitos melontar jamrah. Adakah bermakna kita melontar syaitan? Kemungkinan sandarannya berdasarkan hadith Riwayat Ibnu Khuzaimah dgn sanad yang shahih dari Ibnu Abbas ra Nabi saw bersabda:
“Ketika Ibrahim as melakukan ibadah haji, Iblis menampakkan diri di hadapan beliau di jamrah Aqabah, lalu Ibrahim as melempari syaitan itu dengan tujuh batu kerikil, hingga iblis itu pun masuk ke tanah. Iblis itu menampakkan dirinya kembali di jamrah yang kedua, lalu Ibrahim as melempari syaitan itu kembali dengan tujuh kerikil, hingga iblis itupun masuk ke tanah. Kemudian Iblis menampakkan dirinya kembali di jamrah ketiga, lalu Ibrahim pun melempari syaitan itu dengan tujuh kerikil, hingga iblis itu masuk ke tanah. Ibnu Abbas kemudian mengatakan:
الشيطان ترجمون ، وملة أبيكم إبراهيم تتبعون
“Kalian merejam syaitan, tika melempar jamrah kalian mengikuti agama ayah kalian Ibrahim”
Maksud Ibnu Abbas disini ialah, syaitan merasakan sakit dan terhina bila melihat seorang mukmin mengingat Allah dan taat menjalankan perintah Allah dan bukannya bermaksud kita merejam syaitan dengan lemparan batu dan seolah-olah syaitan terikat di jamrah untuk kita lontar.
Allah swt berfirman:
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَات
“Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang (Al-Baqarah 203)
Jadi, hikmah disyariatkannya melempar jamrah adalah untuk mengingat Allah swt, bukan sebagaimana keyakinan sebahagian jemaah haji yang mengatakan bahawa melempar jamrah adalah dalam rangka merejam syaitan.
Inilah ibadah yg mungkin sukar dimengerti, tetap wajib diimani.
Ustaz Johari Abdul Wahab
Pembimbing Haji/Umrah Amani Travel Sdn. Bhd.
MINA 1439H